Sistem kendali PLC

Istilah siste kendali dalam teknik  listri mempunyai art suatu peralatan  atau sekelompok peralatan  yang digunaka untuk  mengatur fungsi kerja suat mesi da memetakan tingkah laku mesi tersebut sesuai dengan yang dikehendaki. Fungsi kerja mesin tersebut mencakuantara lain menjalankan (start), mengatur (regulasi), dan menghentikan suatu proses kerja. Pada  umumnya, sistem kendal merupaka suatu kumpulan  peralatan  listrik  atau  elektronik,  peralatan  mekanik,  dan peralatanlain yang  menjamin stabilitas  dan  transisi  halus  serta ketepatan suatu proses kerja.

Sistem kendali  mempunyai tiga  unsur yaitu input,  proses, dan output.

 Sistem Kendali PLC

Input pada umumnya berupa sinyal dari sebuah transduser, yaitu alat yang dapat merubah besaran fisik menjadi besaran listrik, misalnya tombol  tekan,  saklar  batas,  termostat, dan lain-lain. Transduser memberikan  informasi mengenai  besaran yang diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses. Bagian proses dapat berupa rangkaian kendali yang menggunakan peralatan yang dirangkai secara listrik, atau juga berupa suatu  sistem  kendali yang dapat diprogram misalnya PLC.
Pemrosesan  informasi  (sinyal input) menghasilkan sinyal output yang   selanjutnya digunakan untuk mengaktifkan aktuator  (peralatan output)  yang  dapat  berupa  motor  listrik,  kontaktor,  katup  selenoid, lampu, dan sebagainya. Dengan peralatan output, besaran listrik diubah kembali menjadi besaran fisik.

Sistem Kendali PLC
Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relai    elektromagnet.    Dengan semakin    meningkatnya perkembangan  teknologi,  tugas-tugas  pengendalian  dibuat  dalam bentuk  pengendalian terprogram  yang dapat  dilakukan antara lain menggunakan PLC  (Programmable Logic  Controller). Dengan  PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar diinterfis sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali. Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi  jaringan  memungkinkan  penerapan  yang  luas  dalam berbagai operasi pengendalian sistem.
            Dalam  sistem  otomasi, PLC merupakan ‘Jantung’ sistem kendali. Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor  keadaan sistem melalui sinyal dari  peralatan input,  kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian peralatan output luar.
            PLC  dapat  digunakan  untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang  berulang-ulang,  atau di-interkoneksi dengan  yang lain menggunakan  komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
1.      PLC
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul  interface  input  dan  output  program  kendali  disimpan dalam memori program.  Program mengendalikan  PLC  sehingga saat sinyal input dari  peralatan input ON, timbul  respon yang sesuai.  Respon ini umumnya meng-ON-kan  sinyal output  pada peralatan output.
CPU adalah mikroprosesor  yang  mengkordinasikan kerja  sistem PLC. Ia mengeksekusi  program, memproses sinyal input/ output, dan mengkomunikasikan dengan peralatan luar.
Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem operasi sesungguhnya software systemn yang mengkordinasikan  PLC. Program kendali disimpan  dalam memori pemakai. Ada dua jenis memori yaitu: ROM (Read Only Memory) dan RAM  (Random Access Memory).  ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read  Only  Memory)  yang  isinya  dapat  dihapus  dengan  cara menyinari  menggunakan  sinar  ultraviolet  dan  kemudian  diisi program ulang menggunakan PROM Writer.
Interface adalah  modul  rangkaia yang  digunakan untuk menyesuaikan sinyal pada  peralatan luar. Interface input menyesuaikan  sinyal  dari  peralatan  input  dengan  sinyal  yang dibutuhkan untuk operasi sistem. Interface output menyesuaikan sinyal dari PLC  dengan sinyal  untuk mengendalikan peralatan output.
2.       Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC  dan   selanjutnya  PLC  memproses   sinyal  tersebut   untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan input itu antara lain:

Ø   Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar  togel, saklar
batas, saklar level, saklar tekan, saklar proximity.

Ø  Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level.
Ø  Rotary encoder
Digital Input  : Input Point Digital
-      DC 24 Volt Input
-      DC 5 Volt Input / TTL Input
-      AC/DC 24 Volt Input
-      AC 110 Volt Input
-      AC 220 Volt Input
Analog Input  : Input Point Linier
-      1 – 10 Volt DC
-      -10 Volt DC --- + 10 Volt DC
-      2 – 20 mA DC


Beberapa jenis sensor dapat kita lihat seperti dibawah ini :

 Sistem Kendali PLC
3.       Peralatan Output
Sisteotomasi  tidak  lengkap  tanpa  ada  peralatan output yang dikendalikan. Peralataoutput itmisalnya:
Ø   Kontaktor
Ø   Motor listrik
Ø   Lampu
Ø   Buzer

3.       Peralatan Output
Sistem  otomasi  tidak  lengkap  tanpa  ada  peralatan output yang dikendalikan. Peralatan output itu misalnya:
Ø   Kontaktor
Ø   Motor listrik
Ø   Lampu
Ø   Buzer
4.       Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali  PLC,  tetapi bukan  merupakan bagian  dari sistem secara nyata.  Maksudnya,  peralatan ini  digunakan  untuk keperluan   tertentu   yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :
Ø berbagai  jenis  alat  pemrogram,  yaitu  komputer,  software ladder,  konsol  pemprogram programmable  terminal,   dan sebagainya.
Ø Berbagai  software ladder,  yaitu:  SSS, LSS, Syswin, dan  CX Programmer.
Ø Berbagai jenis memori luar, yaitu: disket, CD , flash disk.
Ø Berbagai  alat  pencetak  dalam  sistem  komputer,  misalnya printer, plotter.
5.       Catu Daya
PLC   adalah   sebuah   peralatan digital dan setiap peralatan  digital  membutuhkan  catu  daya  DC.  Catu  daya  ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact  catu daya tersedia pada unit.

Komponen Unit PLC
Unit  PLC  dibuat  dalam banyak model/tipe. Pemilihan suatu tipe  harus mempertimbangkan: yang dibedakan menurut:
Ø  Jenis catu daya
Ø  Jumlah terminal input/output
Ø  Tipe rangkaian output
1.         Jenis Catu Daya
PLC  adalah  sebuah  peralatan  elektronik.  Dan  setiap peralatan elektronik  untuk  dapat beroperasi  membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya untuk disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
2.       Jumlah I/O (Input / Output)
Pertimbangan  lain  untuk memili uni PLC  adalah jumlah  terminal  I/O  nya.  Jumlah  terminal  I/O  yang  tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya PLC merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60. Jumlah terminal I/O ini dapat dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi sehingga dimungkinkan memiliki 100 I/O. Pada  umumnya,  jumlah  terminal  input  dan  output megikuti perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi,  PLC  dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan terminal output 4.
3.         Tipe Rangkaian Output
PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali. Bergantung kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe rangkaian  output yaitu:  output relay,  output transistor singking dan output transistor soucing.


Di bawah ini diberikan tabel  yang menunjukkan jenis catu daya, jumlah I/O,b dan tipe rangkaian output.
 Sistem Kendali PLC


Penjelasan Komponen
1.   Terminal input catu daya
Hubungkan catu daya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC) ke terminal ini
2.   Terminal Ground Fungsional
Pastikan untuk membumikan terminal ini (hanya untuk PLC tipe AC) untuk meningkatkan kekebalan terhadap derau (noise) dan mengurangi resiko kejutan listrik
3.   Terminal Ground Pengaman
Pastikauntuk membumikan  terminal  ini  untuk  mengurangresikkejutan listrik
4.   Terminal catu daya luar
PLC tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal output catu daya 24 VDC untuk mencatu daya peralatainput
5.   Terminal input
      Sambunglaperalatan input luar ke terminal input ini
6.   Terminal Output
Sambunglaperalatan output luar ke terminaoutput ini
7.   Indikatostatus PLC
Indikator ini menunjukkan status operasi PLC, seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel Indikator status PLC
Indikator
Status
Arti
PWR
(Hijau)
ON
Daya sedang dicatukan ke PLC
OOF
Daya tidak sedang dicatu ke P_LC
RUN
(Hijau)
ON
PLC dalam mode RUN atau MONITOR
OFF
PLC beroprasi dalam mode PROGRAM, atau terjadi kasalahan fatal
COMM
(Kuning)
Berkedip
Data sedang diteransfer melalui port peripheral atau port RS-232C
OFF
Data tidak sedang ditransfer melalui port peripheral atau port RS-232C
ERR/ALM
(Merah)
ON
Terjadi kesalahan fatal
Berkedip
Terjadi kesalahan tidak fatal
OFF
Operasi berlangsung normal

8.   Indikator input
Indikator input menyala saat terminal input yansesuaON. Indikator input menyala selama refreshing input/output.
Jika terjadi kesalahan fatal, indikator input berubah sebagai berikut :

Tabel Indikator Kesalahan
Kesalahan Fatal
Indicator input
Kesalahan unit CPU, kesalahan bus I/O, atau terlalu banyak unit I/O

Padam

Kesalahan memori atau kesalahan FALS (sistem fatal)
Indikator akan berubah sesuai status sinyal input, tetapi status input tidak akan diubah pada memori


9.   Indikator output
Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai ON
10. Analog Control
Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251
11. Port peripheral
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram: Konsol Pemrogram, atau komputer
12. Port RS 232C
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram:   Konsol   Pemrogram, komputer, atau Programmable Terminal
13. Saklar komunikasi
Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-232C akan menggunakan setting komunikasi pada PC Setup atau setting standar
14. Batere
Batere ini mem-back-up memori pada unit PLC
15. Konektor ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit
I/O analog, unit sensor suhu)

Spesifikasi
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya. Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi secara tidak tepat (mal-fungsi).


Berikut  ini  diberikan  spesifikasi  unit  PLC  yang  terdiri  atas spesifikasi umum, spesifikasi input, dan spesifikasi output.
 Sistem Kendali PLC


Gambar Spesifikasi digital Point Input
Tabel Spesifikasi Input
Butir
Spesifikasi
Tegangan input
24 VDC +10%/-15%
Impedansi input
2,7 kΩ
Arus input
8 mA
Tegangan/arus on
17 VDC input, 5 mA
Tegangan/arus off
5 VDC maks, 1 mA
Tunda on
10 ms
Tunda off
10 ms
Konfigurasi rangkaiainput


Tabel  Spesifikasi output
Butir
Spesifikasi
Kapasitas Switchingmaksimum
2 A, 25VAC (cos Ï† = 1)
2 A, 24 VDC
Kapasitas Switchingminimum
1mA, 5 VDC

Usia kerja relay
Listrik         : 150.000 operasi (beban resistif 24 VDC)
                      100.000 operasi (beban induktif)
Mekanik     : 20.000.000 operasi
Tunda ON
15 ms maks
Tunda OFF
15 ms maks
Konfigurasi rangkaian output


 Perbandingan Sistem Kendali Elektromagnet dan PLC
Pada sistem kendali relay elektromagnetik (kontaktor), semua pengawatan  ditempatkan  dalam  sebuah  panel  kendali.  Dalam beberapa  kasus  panel  kendali  terlalu  besar  sehingga  memakan banyak ruang (tempat). Tiap  sambungan  dalam logika relay  harus disambung.  Jika  pengawatan  tidak  sempurna,  maka  akan  terjadi kesalahan sistem kendali. Untuk melacak kesalahan ini, perlu waktu cukup  lama.  Pada  umumnya,  kontaktor  memiliki  jumlah  kontak terbatas. Dan jika diperlukan modifikasi, mesin harus diistirahatkan, dan  lagi boleh jadi ruangan tidak  tersedia  serta  pengawatan harus dilacak untuk mengakomodasi perubahan. Jadi, panel kendali hanya cocok untuk proses yang sangat khusus. Ia tidak dapat dimodifikasi menjadi sistem yang baru  dengan segera.  Dengan  kata lain,  panel kendali elektromagnetik tidak fleksibel.
Dari  uraian  di  atas,  dapat  disimpulkan  adanya  kelemahan sistem kendali relay elektromagnetik sebagai berikut:
·                Terlalu banyak pengawatan panel
·                Modifikasi sistem kendali sulit dilakukan
·                Pelacakan gangguan sistem kendali sulit dilakukan
·                Jika terjadi gangguan mesin harus diistirahatkan untuk melacak kesalahan sistem
Kesulitan-kesulitan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem kendali PLC.


 Keunggulan Sistem Kendali PLC
Sistem kendali PLC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem kendali elektromagnetik sebagai berikut:
·                Pengawatan sistem kendali PLC lebih sedikit
·               Modifikasi  sistem  kendali  dapat  dengan  mudah dilakukan dengan  cara  mengganti  progra kendali  tanpa  merubah pengawatan    sejauh    tidak ada tambahan peralatan input/output.
·               Tidak  diperlukan  komponen kendali seperti timer dan hanya diperlukan sedikit kontaktor sebagai penghubung peralatan output ke sumber tenaga listrik.
·                Kecepatan operasi sistem kendali PLC sangat cepat sehingga produktivitas meningkat.
·             Biaya pembangunan sistem  kendali PLC lebih murah dalam kasus fungsi  kendalinya sangat rumit dan  jumlah peralatan input/outputnya sangat banyak.
·                Sistem kendali PLC lebih andal.


·                Program kendali PLC dapat dicetak dengan cepat.

Penerapan Sistem Kendali PLC
Sistem kendali PLC digunakan secara luas dalam berbagai bidang antara lain untumengendalikan:
·                Traffic light
·                Lift
·                Konveyor
·                Sistem pengemasabarang
·                Sistem perakitan peralatan elektronik
·                Sistem pengamanagedung
·                Robot
·                Pemrosesamakanan


 Langkah-Langkah Desain SisteKendali PLC
Pengendalian  sistem  kendali  PLC  harus  dilakukan  melalui langkah-langkah sistematik sebagai berikut:
1.       Memilih   PLC  dengan  spesifikasi  yang  sesuai  dengan  sistekendali.
2.       Memasang Sistem Komunikasi.
3.       Membuat program kendali
4.        Mentransfer program ke dalam PLC
5.       Memasang unit
6.       Menyambung pengawatan I/O
7.       Menguji coba program
8.       Menjalankan program

  Elektronika Dasar
1.      Resistor (Hambatan)
            Hambatan merupakan salah satu komponen yang paling sering dipergunakan dalam berbagai rangkaian elektronika, berfungsi sebagai hambatan dan penunjang dalam suatu susunan rangkaian.
2.       Dioda (Penyearah)
Dioda digunakan sebagai penyearah, menyearahkan dari arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) dioda dipergunakan dalam rangakaian catu daya, karena tegangan dipergunakan dalam PLC Adalah arus DC untuk mensuplai daya ke sistem PLC dan sensor serta actuator.
3.       Kapasitor
            Kapasitor merupakan komponen yang berfungsi sebagai filter dan penyimpan arus dalam suatu rangkaian elektronika terutama rangkaian catu daya, ada beberapa jenis kapasitor seperti kapasitor elektrolit dan keramik, fungsi dari kapasitor disesuaikan dengan jenis bahan dan penggunanya.
4.       Relay
                  Relay merupakan saklar elektronik, yaitu menyulut saklar dengan menggunakan tegangan, relay biasa digunakan pada control otomatis yang hanya memiliki output atau keluaran daya yang kecil, maka ditambah rangkaian relay agar rangkaian utama tidak rusak.
5.       Alat ukur
                  Alat ukur merupakan perangkat penting dalam sebuah control otomatisasi, alat ukur digunakan untuk mengukur besarn arus, tegangan, hambatan dan dioda pada suatu rangkaian dan sistem control, ada beberapa jenis alat ukur yang dipakai, diantaranya multimeter yang mencangkup Ohm meter, Volt meter, Ampere meter, juga dapat mengukur kutub pada dioda dan transistor.

  Teknik Pemograman PLC
1.       Unsur-unsur Program
                  Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu : alamat, instruksi, dan operand. Alamat adalah nomor yang menunjukan lokasi, intruksi, atau data dalam daerah memori. Instruksi harus disusun secara berurutan dan menempatkanya dalam alamat yang tepat sehingga seluruh instruksi dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat tertinggi dalam program. Intruksi adalah perintah yang harus dilaksanakan PLC. PLC hanya dapat melaksanakan instruksi yang ditulis menggunakan ejaan yang sesuai. Oleh karena itu, pembuat program harus memperhatikan tata cara penulisan instruksi. Operand adalah nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data yang digunakan untuk suatu instruksi. Operand dapat dimasukkan sebagai konstanta yang menyatakan nilai angaka nyata atau merupakan alamat data dalam memori.
2.       Bahasa Pemograman
                  Program PLC dapat dibuat dengan menggunakan beberapa cara yang disebut bahasa pemograman. Bentuk program berbeda-beda sesuai dengan bahasa pemograman yang digunakan. Bahasa pemograman tersebut antara lain : diagram ladder, kode mneumonik, diagram blok fungsi, teks terstruktur. Beberapa merk PLC hanya mengembangkan program diagram ladder dan kode mneumonik.
a.          Diagram Ladder
                  Diagram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang disebut bus bar, dengan garis bercabang ke kanan yang disebut rung. Sepanjang garis instruksi, ditempatkan kontak-kontak yang mengendalikan/mengkondisikan instruksi lain di sebelah kanan. Kombinasi logika kontak-kontak ini menentukan kapan dan bagaimana instruksi di sebelah kanan dieksekusi. Contoh diagram ladder ditunjukan pada gambar di bawah ini :

 Sistem Kendali PLC
Terlihat dari gambar diatas bahwa garis instruksi dapat bercabang kemudian menyatu kembali. Sepasang arus vertikal disebut kontak (kondisi). Ada dua kontak, yaitu kontak NO (Normaly Open) yang digambar tanpa garis diagonal dan NC (Normaly Closed) yang digambar dengan garis diagonal. Angka di atas kontak menunjukan bit operand.
      b.         Kode Mneumonik
      Kode Mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya diagram ladder. Sesungguhnya, program yang disimpan di dalam memori PLC dalam bentuk mneumonik memori PLC dalam bentuk diagram ladder. Oleh karena itu, memahami kode mneumonik itu sangat penting.
3.       Instruksi Diagram Ladder
                  Instruksi diagram ladder adalah instruksi sisi kiri yang mengkondisikan instruksi lain di sisi kanan. Pada program diagram ladder instruksi ini disimbolkan dengan kontak-kontak seperti pada rangkaian kendali elektromagnet. Instruksi diagram ladder terdiri atas enam instruksi ladder dan dua instruksi blok logika. Instruksi blok logika adalah instruksi yang digunakan untuk menghubungkan bagisn yang lebih kompleks.
                  Instruksi LOD dimulai dengan dengan barisan logic yang dapat diterapkan menjadi ladder diagram rung. Instruksi LOD digunakan setiap kali rung baru dimulai.

 Sistem Kendali PLC
4.       Konsole Pemrograman
 Sistem Kendali PLC
      Console pemrograman merupakan bagian penting, console merupakan alat yang dipergunakan untuk menginput program yang telah ditulis ke dalam PLC, dengan kata lain console merupakan alat yang dipergunakan untuk memasukkan program ke dalam memori PLC, adapun bentuk dari console dapat dilihat pada gambar di atas yang kanan. CPU PLC dapat diset ke 3 mode/posisi PROGRAM, MONITOR, atau RUN yang dapat dilihat dari tampilan Programming Console (PC).
      a.         Mode PROGRAM
Mode ini digunakan untuk membuat program atau membuat modifikasi atau perbaikan ke program yang sudah ada. Pada mode ini kita dapat menuliskan program yang kita buat dan akan langsung disimpan di RAM oleh PLC. Kita juga dapat merubah isi DM, memeriksa hubungan input dengan input device, memeriksa hubungan output dengan output device, dan lain-lain. Untuk posisi ini, kita perlu ekstra hati-hati sebab kesalahan operasional Programming Console dapat menyebabkan berubahnya program yang ada di dalam memori PLC.
      b.         Mode MONITOR
                  Mode ini digunakan untuk mengubah nilai setting dari counter dan timer ketika PLC sedang beroperasi. Pada mode ini kita dapat memonitoring program, kondisi/status output kontak, serta akan sangat membantu dalam pelacakan kesalahan sistem.
c.         Mode RUN
Mode ini digunakan untuk mengoprasikan/menjalankan program yang telah kita buat tanpa dapat mengubah nilai setting timer dan counter.




0 coment�rios